A. Karakteristik siswa
SD, SMP, dan SMA
1.
Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SD
a. Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu
yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri.
b. Mereka senang bermain dan lebih suka
bergembira / riang.
c. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani
berbagai hal yang dihadapinya, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan
usaha-usaha baru dan tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain.
d. Mereka belajar dengan cara mengikuti atau
berinisiatif dari apa yang temannya/orang lain dapat.
e. Adanya minat terhadap kehidupan praktis
sehari-hari yang kongkrit.
f. Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
g. Menjelang akhir masa ini telah ada minat
terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
h. Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya
dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
i. Pada masa ini anak memandang nilai (angka
rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
j. Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok
sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.
2.
Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SMP
a. Sering gelisah.
b. Pertentangan pendapat dengan lingkungan
khususnya orang tua.
c. Aktivitas kelompok.
d. Keinginan mencoba segala sesuatu.
e. Emosi yang meluap-luap.
f. Mulai tertarik dengan lawan jenis.
3.
Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SMA
a. Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan
berat badan.
b. Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
c. Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan
menggunakan bahasa asing.
d. Kecenderungan ambivalensi antara keinginan
menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan
untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang
tua.
e. Senang membandingkan kaidah-kaidah,
nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan
orang dewasa.Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi
(keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
f. Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g. Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
h. Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih
jelas.
B. Masalah-masalah
Siswa di Sekolah
Masalah adalah sesuatu
yang menghambat, merintangi, mempersulit bagi orang dalam usahanya mencapai
sesuatu. Bentuk konkrit dari hambatan/rintangan itu dapat bermacam-macam,
misalnya godaan, gangguan dari dalam atau dari luar, tantangan yang ditimbulkan
oleh situasi hidup. Masalah yang timbul dalam kehidupan siswa di sekolah
beraneka ragam, diantaranya sebagai berikut:
B. Masalah Perbedaan Individu
Keunikan individu
mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis dalam aspek
pribadinya, baik aspek jasmani maupun rohani. Individu yang satu berbeda dengan
individu lainya. Timbulnya perbedaan individu ini dapat dikembalikan kepada
faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya
keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu,
meskipun dengan lingkungan yang sama, sebaliknya lingkungan yang berbeda akan
memungkinkan timbulnya perbedaan individu, meskipun pembawaannya sama.
Di sekolah sering kali
tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa yang sangat cepat dan
ada yang sangat lambat belajar. Ada yang menonjol dalam kecerdasan tertentu
tapi kurang cerdas pada bidang yang lain. Kenyataan ini akan membawa
konsekuensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran,
metode mengajar, alat alat pelajaran, pelayanan lainnya. Siswa akan menghadapi
kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam
lingkungannya.
Mengingat bahwa yang
menjadi tujuan pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap
individu, maka masalah perbedaan individu ini perlu mendapat perhatian dalam
pelayanan pendidikan. Dengan kata lain sekolah hendaknya memberikan pelayanan
kepada para siswa secara individual sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha
melayani siswa secara individual ini dapat diselenggarakan melalui program
bimbingan dan konseling.
C. Masalah Kebutuhan Individu
Kebutuhan merupakan
dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan
untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada umumnya secara
psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis
dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang
harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
a. memperoleh kasih sayang;
b. memperoleh harga diri;
c. untuk memperoleh pengharapan yang sama;
d. ingin dikenal;
e. memperoleh prestasi dan posisi;
f. untuk dibutuhkan orang lain;
g. merasa bagian dari kelompok;
h. rasa aman dan perlindungan diri;
i.
untuk memperoleh
kemerdekaan diri.
Pengenalan terhadap
jenis dan tingkat kebutuhan seseorang (siswa) sangat diperlukan bagi usaha
membantu mereka. Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha
untuk membantu para siswa untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar dan sesuai
norma yang berlaku.
D. Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental
Kegiatan atau tingkah
laku pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat
ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun
yang tidak wajar,Proses penyesuaian diri ini menimbulkan berbagai masalah
terutama bagi diri individu sendiri. Terdapat 2 jenis proses penyesuain diri.
Yaitu :
(1) “Well adjusted” yaitu keadaan dimana individu berhasil
memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya
dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya.
(2) Maladjusted yaitu keadaan dimana individu gagal dalam
proses penyesuaian tersebut.
Untuk membantu para
siswa agar tercegah dari sikap dan perilaku yang salah, maka pihak sekolah
hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa mampu menyesuaikan diri dengan
baik. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang
memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
E. Masalah Belajar
Dalam seluruh proses
pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat
diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara
psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah
laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons
yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar
dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi
pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil,
memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat
rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa,
penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi
siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan
waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar
berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan
sebagainya.
i
Sekolah mempunyai
tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi
masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah penting dan
perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil
dalam belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar