Kamis, 20 Februari 2014

Berbagai macam karakter siswa



A.    Karakteristik siswa SD, SMP, dan SMA

1.      Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SD
a.    Mereka secara alamiah memiliki rasa ingin tahu yang kuat dan tertarik akan dunia sekitar yang mengelilingi mereka sendiri.
b.    Mereka senang bermain dan lebih suka bergembira / riang.
c. Mereka suka mengatur dirinya untuk menangani berbagai hal yang dihadapinya, mengeksplorasi suatu situasi dan mencobakan usaha-usaha baru dan tidak akan pernah mau diatur oleh orang lain.

d.    Mereka belajar dengan cara mengikuti atau berinisiatif dari apa yang temannya/orang lain dapat.
e.    Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang kongkrit.
f.     Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
g.    Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata pelajaran khusus.
h.  Pada umumnya anak menghadap tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikan sendiri.
i.      Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat mengenai prestasi sekolah.
j.     Anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya, biasanya untuk bermain bersama-sama.

2.      Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SMP
a.     Sering gelisah.
b.    Pertentangan pendapat dengan lingkungan khususnya orang tua.
c.     Aktivitas kelompok.
d.    Keinginan mencoba segala sesuatu.
e.    Emosi yang meluap-luap.
f.     Mulai tertarik dengan lawan jenis.

3.      Bentuk-bentuk Karakteristik Siswa SMA
a.     Adanya kekurangseimbangan proporsi tinggi dan berat badan.
b.    Mulai timbulnya ciri-ciri sekunder.
c.     Timbulnya keinginan untuk mempelajari dan menggunakan bahasa asing.
d.    Kecenderungan ambivalensi antara keinginan menyendiri dengan keinginan bergaul dengan orang banyak serta antara keinginan untuk bebas dari dominasi dengan kebutuhan bimbingan dan bantuan dari orang tua.
e.    Senang membandingkan kaidah-kaidah, nilai-nilai etika, atau norma dengan kenyataan yang terjadi dalam kehidupan orang dewasa.Mulai mempertanyakan secara skeptis mengenai eksistensi (keberadaan) dan sifat kemurahan dan keadilan Tuhan.
f.      Reaksi dan ekspresi emosi masih labil.
g.     Kepribadiannya sudah menunjukkan pola tetapi belum terpadu.
h.     Kecenderungan minat dan pilihan karier sudah relatif lebih jelas.
B.     Masalah-masalah Siswa di Sekolah
Masalah adalah sesuatu yang menghambat, merintangi, mempersulit bagi orang dalam usahanya mencapai sesuatu. Bentuk konkrit dari hambatan/rintangan itu dapat bermacam-macam, misalnya godaan, gangguan dari dalam atau dari luar, tantangan yang ditimbulkan oleh situasi hidup. Masalah yang timbul dalam kehidupan siswa di sekolah beraneka ragam, diantaranya sebagai berikut:
           
    B. Masalah Perbedaan Individu
Keunikan individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis dalam aspek pribadinya, baik aspek jasmani maupun rohani. Individu yang satu berbeda dengan individu lainya. Timbulnya perbedaan individu ini dapat dikembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu, meskipun dengan lingkungan yang sama, sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu, meskipun pembawaannya sama.
Di sekolah sering kali tampak masalah perbedaan individu ini, misalnya ada siswa yang sangat cepat dan ada yang sangat lambat belajar. Ada yang menonjol dalam kecerdasan tertentu tapi kurang cerdas pada bidang yang lain. Kenyataan ini akan membawa konsekuensi bagi pelayanan pendidikan, khususnya yang menyangkut bahan pelajaran, metode mengajar, alat alat pelajaran, pelayanan lainnya. Siswa akan menghadapi kesulitan dalam penyesuaian diri antara keunikan dirinya dengan tuntutan dalam lingkungannya.
Mengingat bahwa yang menjadi tujuan  pendidikan adalah perkembangan yang optimal dari setiap individu, maka masalah perbedaan individu ini perlu mendapat perhatian dalam pelayanan pendidikan. Dengan kata lain sekolah hendaknya memberikan pelayanan kepada para siswa secara individual sesuai dengan keunikan masing-masing. Usaha melayani siswa secara individual ini dapat diselenggarakan melalui program bimbingan dan konseling.

         C.  Masalah Kebutuhan Individu
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis. Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:
a.     memperoleh kasih sayang;
b.    memperoleh harga diri;
c.     untuk memperoleh pengharapan yang sama;
d.    ingin dikenal;
e.    memperoleh prestasi dan posisi;
f.     untuk dibutuhkan orang lain;
g.    merasa bagian dari kelompok;
h.    rasa aman dan perlindungan diri;
i.      untuk memperoleh kemerdekaan diri.
Pengenalan terhadap jenis dan tingkat kebutuhan seseorang (siswa) sangat diperlukan bagi usaha membantu mereka. Program bimbingan dan konseling merupakan salah satu usaha untuk membantu para siswa untuk memenuhi kebutuhannya secara wajar dan sesuai norma yang berlaku.

         D. Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental
Kegiatan atau tingkah laku pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk memenuhi kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun yang tidak wajar,Proses penyesuaian diri ini menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Terdapat 2 jenis proses penyesuain diri. Yaitu :
(1) “Well adjusted” yaitu keadaan dimana individu berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya.
(2) Maladjusted yaitu keadaan dimana individu gagal dalam proses penyesuaian tersebut.
Untuk membantu para siswa agar tercegah dari sikap dan perilaku yang salah, maka pihak sekolah hendaknya memberikan bantuan agar setiap siswa mampu menyesuaikan diri dengan baik. Sekolah hendaknya menempatkan diri sebagai suatu lingkungan yang memberikan kemudahan-kemudahan untuk tercapainya penyesuaian yang baik.
       
    E. Masalah Belajar
Dalam seluruh proses pendidikan, belajar merupakan kegiatan inti. Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai proses memperoleh perubahan tingkah laku (baik dalam kognitif, afektif, maupun psikomotor) untuk memperoleh respons yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien.
Dalam kegiatan belajar dapat timbul berbagai masalah baik bagi pelajar itu sendiri maupun bagi pengajar. Misalnya bagaimana menciptakan kondisi yang baik agar berhasil, memilih metode dan alat-alat sesuai dengan jenis dan situasi belajar, membuat rencana belajar bagi siswa, menyesuaikan proses belajar dengan keunikan siswa, penilaian hasil belajar, diagnosis kesulitan belajar, dan sebagainya. Bagi siswa sendiri, masalah-masalah belajar yang mungkin timbul misalnya pengaturan waktu belajar, memilih cara belajar, menggunakan buku-buku pelajaran, belajar berkelompok, mempersiapkan ujian, memilih mata pelajaran yang cocok, dan sebagainya.
i
Sekolah mempunyai tanggung jawab yang besar dalam membantu siswa agar mereka berhasil dalam belajar. Untuk itu hendaknya sekolah memberikan bantuan kepada siswa dalam mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar. Di sinilah penting dan perlunya program bimbingan dan konseling untuk membantu agar mereka berhasil dalam belajar.











Sumber : Mayasari Utam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar