Teknik Bermain Tenis Bagi Pemula
A.Gerak kaki merupakan elemen penting dari
bermain tenis. Penting mengetahui cara untuk bergerak dengan baik, jika
tidak ingin merasakan ketidaknyamanan dan kaku saat tenis. Untuk
mengetahui posisi siap bermain, kaki Anda harus nyaman terbuka dengan
sebagian lutut ditekuk. Karena posisi ini akan memudahkan Anda untuk
menggerakkan kaki lainnya.
Teknik kedua yang harus diketahui para
pemula adalah langkah split. Hal ini dilakukan dari sikap siap di mana
Anda membuat bounce moderat dan bola turun dimata kaki Anda. Anda harus
punya waktu yang tepat untuk ini sebelum musuh Anda memukul bola. Ketika
bola berada di dekat Anda, Anda akan mengambil langkah ke sisi kanan
Anda menggunakan kaki kanan dan siap memukul bola.
Sekarang mari kita menjelajahi langkah
gravitasi. Hal ini sebenarnya apa yang perlu Anda lakukan ketika bola
berada jauh dan Anda harus mengejarnya dan mampu memukulnya. Langkah
gravitasi adalah ketika kaki luar Anda (kaki kanan) lebih dekat dengan
kaki di dalam Anda (kaki kiri) dan Anda mendorong kaki dalam Anda yang
akan membuat Anda mendapat bola lebih cepat.
Anda dapat mengetahui lebih banyak saat
bermain di lapangan dengan menyesuaikan langkah-langkah pada posisi
lainnya. Tidak masalah jika Anda akan memukul bola dari sisi forehand
atau backhand, posisikan selalu raket di atas kepala kemudian
mengarahkan kepala raket ke arah bawah dan kemudian ke bahu Anda.
Penting untuk menemukan bola di posisi yang tepat menggunakan
perpanjangan tangan secara penuh dengan sedikit kemiringan.
Saya
memilih untuk membahas ini karena seringkali pemain yang baru atau
belum pernah sama sekali bermain tenis terjebak pada kesalahan dasar
dalam memegang raket. Saya melihat hal ini kemungkinan besar disebabkan
oleh kebanyakan orang Indonesia yang jauh mengenal bulutangkis sebagai
olahraga paling populer dimainkan di Indonesia, sehingga seringkali
mengadopsi gaya pegangan raket bulutangkis.
Pegangan
raket bulutangkis cenderung berada di tengah gagang, sedangkan tenis
cenderung berada di ujung dari gagang raket. Contohnya bisa dilihat pada
gambar berikut:
Menurut
saya perbedaan ini dapat dimengerti dari kinetik ayunan dalam memukul
bola atau kok dalam bulutangkis. Tenis cenderung menggunakan ayunan
tangan dan pergerakan badan serta putaran bahu untuk memukul bola,
sehingga raket dapat dianggap sebagai perpanjangan tangan dan merupakan
satu kesatuan dengan badan. Ketika pegangan raket berada di titik
tengah, maka akan merusak kestabilan raket dan keutuhan ayunan lengan
itu sendiri. Lain halnya dengan bulutangkis yang memiliki raket dengan
berat yang lebih ringan dari tenis. Bulutangkis lebih banyak menggunakan
gerakan pergelangan tangan daripada keseluruhan lengan hinga bahu itu
sendiri, sehingga pegangan di tengah gagang justru lebih memperkuat
cengkeraman.
Berikut akan dijelaskan posisi pegangan tangan di gagang tenis ditinjau dari posisi pegangan raket.
Umumnya
gagang raket tenis berbentuk oktagonal. Kedelapan sisi tersebut dibagi
menjadi sisi atas, bawah, kiri, kanan dan sudut 1, 2, 3, dan 4 (searah
jarum jam) seperti yang diilustrasikan pada gambar di samping. Yang
dipakai menjadi patokan dari setiap tipe grip adalah posisi dari pangkal
ujung jari telunjuk kita.
Selanjutnya kita tinjau beberapa grip atau pegangan raket dalam permainan tenis.
1. Forehand Continental grip
Grip
ini merupakan grip klasik yang selalu digunakan oleh pemain-pemain
tenis jaman dahulu ketika raket kayu masih digunakan. Posisi tangan
berada tepat di atas gagang raket dan posisi pangkal telunjuk
berada di sudut 1 (untuk pemain tangan kanan) atau sudut 1. (untuk pemain
kidal).
Pemain pro modern yang tercatat masih
menggunakan tipe ini adalah Stefan Edberg dan sebelumnya adalah John
McEnroe. Grip ini sangat baik digunakan di permukaan lapangan yang
cepat, seperti rumput, dan digunakan oleh pemain dengan tipe permainan
‘Service Volley’. Saat ini tidak banyak yang menggunakan tipe
continental sebagai pegangan forehand utamanya karena tempo permainan
yang semakin cepat dengan bola yang semakin berputar (spin). Minus grip
ini adalah hanya bisa dipakai untuk pukulan mendatar (flat) dan
mengiris (slice), sedangkan untuk pukulan spin agak sulit. Pemain yang
memakai grip ini juga seringkali kesulitan menghadapi bola-bola top spin
yang bersifat agak melambung parabolik. Akan tetapi, grip continental
merupakan grip standar untuk melakukan service dan juga untuk pukulan
volley serta overhead karena tangan mantap mencengkeram gagang raket.
2. Forehand Eastern grip
Eastern
merupakan grip yang paling mudah diaplikasikan petenis pemula. Grip ini
seringkali disebut sebagai ‘pegangan berjabat tangan’. Anda dapat
mencobanya dengan memulai pegangan dari leher raket, seperti menjabat
tangan, lalu turun ke ujung gagang raket. Posisi dari pangkal telunjuk
cenderung berada pada sisi kanan (untuk pemain tangan kanan) atau sisi
kiri (untuk pemain kidal).
Pegangan jenis ini dapat memberikan variasi pukulan yang lengkap, baik itu flat,
slice, maupun spin. Pilihan grip ini cocok sekali bagi pemain yang
sering mengandalkan permainan volley ke depan net karena anda dapat
dengan mudah dan cepat menyesuaikan grip untuk pukulan volley ke depan
net. Namun minus pegangan ini sekali lagi agak susah untuk menghadapi
bola-bola topspin yang bersifat parabolik.
Salah
satu pemain pro yang merajai tenis di tahun 90′an, yaitu Pete Sampras,
memakai grip ini sebagai pilihannya karena dia merupakan tipikal pemain
Service Volley yang sangat nyaman memakai grip ini.
3. Forehand Semi-Western grip
Grip
jenis ini adalah grip yang paling banyak dipakai oleh pemain tenis
modern, terutama yang memiliki tipe permainan baseliner (termasuk saya
sendiri).
Anda dapat mencoba grip ini dengan
menempatkan pangkal jari telunjuk anda di sudut 2 (untuk pemain tangan
kanan) atau 3 (untuk pemain kidal). Atau bisa juga berawal dari grip
eastern kemudian tangan anda diputar searah jarum jam satu sudut ke
sudut 2 atau 3.
Keunggulan dari grip ini adalah
anda dapat memukul spin dengan baik sehingga kemungkinan bola untuk
melewati net lebih besar karena sifatnya yang parabolik. Grip ini juga
dapat dipakai untuk memukul flat tetapi tidak direkomendasikan untuk
memukul slice. Minus dari grip ini adalah sulit untuk mengantisipasi
bola-bola rendah yang dihasilkan dari pukulan flat atau slice terutama
di lapangan cepat (grass atau hard court).
Beberapa contoh pemain pro yang menggunakan grip ini adalah : Andre Agassi, Roger Federer, Marat Safin.
4. Forehand Western grip
Grip
jenis ini merupakan grip yang ekstrim digunakan terutama untuk
memproduksi pukulan topspin. Pemain spesialis lapangan tanah liat (clay)
umumnya menggunakan grip jenis ini, juga banyak pemain modern saat ini.
Saya
sering menyebut grip ini sebagai ‘pegangan wajan’ karena cara memegang
raket ini seperti saat kita memegang gagang wajan atau panci
masakan. Caranya adalah anda menempatkan posisi pangkal telunjuk pada sisi bawah dari
gagang raket. Atau anda dapat memulai dari posisi semi-western kemudian
bergeser satu sudut ke sisi bawah gagang raket.
Grip
ini sangat baik digunakan bagi pemain yang ingin memukul bola dengan
top spin yang ekstrim. Arah bola dari hasil pukulan
ini dapat melambung di atas net dan turun menurut garis parabolik yang
ekstrim. Grip ini juga sangat nyaman digunakan untuk mengantisipasi
bola-bola tinggi yang biasanya terjadi di lapangan tanah liat. Akan
tetapi, minus dari grip jenis ini adalah tidak bisa dipakai untuk
melakukan pukulan flat serta slice dan juga sangat sulit untuk
mengantisipasi bola-bola slice yang jatuh rendah di lapangan cepat
seperti rumput (grass) atau semen (hard court).
Pemain
pro yang mengadopsi jenis grip ini umumnya merupakan pemain
spesialis tanah liat seperti Rafael Nadal, Carlos Moya atau
sebelumnya adalah Sergi Bruguera.
sumber: Artikel Tennis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar